oleh

Pidato Heroik Bupati Batubara Menggetarkan Hati: “Jangan Persulit Rakyat Saya!”

-Daerah-259 views

Pidato Heroik Bupati Batubara Menggetarkan Hati: “Jangan Persulit Rakyat Saya!”

Laporan Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Atmosfer Desa Pasar Lapan, Kecamatan Indrapura, terasa berbeda saat itu—seolah menyambut sebuah peristiwa langka yang akan membekas dalam benak siapa pun yang hadir.

Di hadapan para pejabat dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), camat hingga para kepala desa, suasana menjadi hening namun penuh energi saat Bupati Batubara, H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si, berdiri tegap di atas panggung sederhana, memegang mikrofon dengan tangan mantap, dan mulai mengucapkan pidatonya yang akan dikenang sebagai salah satu pidato heroik kepemimpinan daerah itu. Hadir juga Kapolres Batu Bara.

Suara bupati tak hanya lantang, tapi penuh getar hati, menyelinap ke relung-relung kesadaran para abdi negara yang duduk di hadapannya.

Matanya menyapu barisan wajah-wajah yang menatap penuh harap. Setiap kata yang keluar bukan sekadar instruksi, melainkan semburan api cinta seorang pemimpin kepada rakyatnya.

“Kepada semua pihak—para pejabat, aparatur, dan seluruh unsur elemen yang bersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat—saya ingatkan dengan tegas: jangan persulit rakyat saya! Jangan persulit masyarakat Batubara!”

Suasana seketika berubah. Beberapa kepala desa saling berpandangan, sebagian lainnya mengangguk pelan. Tak sedikit yang terlihat menahan napas, terhanyut dalam arus ketulusan yang ditumpahkan seorang pemimpin yang benar-benar mencintai rakyatnya.

“Itu kata kuncinya dalam memberikan pelayanan!” tegasnya lagi. “Saya tidak mau mendengar rakyat saya dipersulit. Jangan sampai terdengar masyarakat Batubara mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan publik. Itu kata kuncinya!”

Kata-katanya bukan hanya peringatan. Itu adalah janji seorang pemimpin yang tak sudi melihat warganya tersiksa karena birokrasi yang beku. Komitmen seorang kepala daerah yang menjadikan rakyat sebagai pusat semesta pemerintahannya.

“Kalau saya, untuk urusan pelayanan kepada masyarakat, nggak ada tawar-menawar! Harus dilakukan dengan baik dan maksimal! Itu kata kunci dalam pelayanan masyarakat. Kita ingatkan kepada semua pihak, kepada semua aparatur yang melayani masyarakat, harus dipahami secara betul, secara baik! Dan saya tidak main-main dalam hal ini. Itu harus diingat!”

Gema kalimat itu seperti palu godam yang memukul kesadaran kolektif para pejabat yang hadir. Sesaat kemudian, suasana hening itu tersentak oleh tepuk tangan panjang, bukan karena basa-basi, melainkan sebagai ungkapan keharuan dan rasa hormat.

Dalam bagian pidatonya yang paling menggetarkan, Bupati Baharuddin menyampaikan perintah tegas soal layanan kesehatan.

“Dalam pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya, kita sudah membuat UHC full. Saya minta ini harus berjalan dengan baik. Jangan sampai macet! Kalau saya dengar ada macet, harus cepat, segera diantisipasi dan dicari solusinya. Kenapa macet? Kalau juga masih macet, saya akan bawa Kapolres bersama Satpol PP ke tempat itu! Kami periksa semua—termasuk kami periksa limbahnya!”

Deru tepuk tangan kembali menggelora. Beberapa warga yang ikut menyimak dari kejauhan menitikkan air mata. Mereka merasa memiliki pemimpin yang benar-benar berdiri di garis depan untuk mereka, bukan sekadar mengatur dari balik meja kantor ber-AC.

“Ini nggak ada tawar-menawar! Semuanya harus berjalan dengan lancar! Begitu juga aspek-aspek pelayanan masyarakat lainnya. Semuanya harus berjalan dengan lancar! Itu komitmen saya, *Pemkab Batubara ini!”

Kala pidato usai, tak hanya para pejabat, namun warga yang hadir pun berdiri memberi penghormatan. Sorot mata Bupati Baharuddin, walau tajam, menyimpan kelembutan mendalam. Di sanalah cinta kepada rakyat bukan hanya dikatakan, tapi diperjuangkan—dengan keberanian, integritas, dan ketulusan seorang pemimpin sejati.

Hari itu, di Desa Pasar Lapan, Indrapura, rakyat Batubara menyaksikan bukan hanya seorang bupati sedang berbicara, tapi seorang pemimpin yang sedang menumpahkan cintanya kepada rakyatnya—dengan seluruh denyut nadinya.

Dan dari angin yang membawa harum Batubara terdengar bisikan alam: inilah pemimpin yang kami butuhkan.(penulis bersertifikat wartawan utama dewan pers)***

Baca Juga :
Barus Kembali Diterjang Banjir, Ketua DPRD Tapteng Langsung Cek Lokasi Banjir dan Minta Kementerian PUPR Segera Bertindak

News Feed