oleh

Salah Seorang Tokoh Pemekaran Manfaatkan Pemberian Tali Asih Untuk Balas Budi Kepada Istri

-Daerah-1,045 views

Padang Lawas.Mitanews.co.id ||


Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Padang Lawas (Palas) ke-16, Bonardon Nasution seorang tokoh pemekaran Kabupaten Palas memanfaatkan pemberian tali asih dari Pemkab Palas untuk balas budi kepada istrinya Khotdelina Harahap.

" Alhamdulillah, tali asih yang diberikan Pemkab Palas sangatlah berarti buat saya dan keluarga, sebab tali asih ini akan saya manfaatkan untuk balas budi kepada istri tercinta," ucap Bonardon Nasution usai menerima tali asih di upacara HUT Palas di depan Kantor Bupati, Senin (17/07).

Bonardon mengungkapkan, balas budi kepada istri merupakan suatu kewajiban baginya sebab dulu saat memperjuangkan pemekaran Kabupaten Palas, istrinya sedikitpun tidak pernah mengeluh, bahkan perhiasan istri ikut tergadai demi biaya ke DPR-RI.

" Jasa istri dalam mendukung perjuangan pemekaran bagi saya sangat berarti, sebab selain mendukung, harta bahkan perhiasan istri ikut tergadai demi ongkos ke Jakarta, jadi sampe hari ini saya masih memiliki hutang kepada istri," ucap Bonardon.

Saat itu kita berkeinginan mekar dari Kabupaten induk Tapanuli Selatan dan dalam rangka menindak lanjuti perjuangan usulan pemekaran pada tahun 1992, sehingga kami yang saat itu dari team 18 pada tahun 2005 berangkat ke Komisi II DPR-RI di Jakarta dengan biaya masing masing, saat itulah saya mintak perhiasan istri berupa cincin dan gelang emas miliknya untuk dipergunakan sebagai biaya saya ke Jakarta dalam rangka perjuangan pemekaran Kabupaten Padang Lawas yang sekarang ini telah berusia 16 Tahun.

Sementara itu istri Bonardon, Khotdelina Harahap kepada Awak Media ini mengakui bahwa, apa yang dijelaskan suaminya Bonardon Nasution memang suatu kenangan yang cukup membanggakan buatnya.

" Tahun 2005 merupakan titik awal perjuangan mereka, saya sempat melarang suami saya tidak usah ikut ikutan dalam perjuangan pemekaran tersebut, namun karena desakan semangatnya untuk ikut berjuang akhirnya saya mengalah dan memberikan perhiasan saya di jual untuk mendapatkan biaya biayanya ikut berjuang bersama temannya ke Jakarta," kata Khotdelina.

" Terimakasih kepada Pemkab, yang masih mengingat jasa jasa para tokoh pejuang pemekaran, Alhamdulillah di momen peringatan Hari Jadi nya Kabupaten Padang Lawas ke 16 Ini, suami saya masih bisa mencicil pengembalian perhiasan saya yang telah dijualnya, walaupun jumlah dan nilainya tidak seberapa namun sangat berharga bagi kami, pungkas Khotdelina.(FH)

Baca Juga :
Wali Murid Resah dengan Wajib Iuran Infaq Rp. 500.000 di MAN 1 Model Lubuklinggau