Tapsel.Mitanews.co.id | Tokoh masyarakat Kelurahan Pasar Sempurna, Kecamatan Marancar, Udin Harianja mengatakan, warga merindukan suasana keakraban seperti di masa Syahrul Pasaribu memimpin Tapanuli Selatan.
Hal itu dikatakannya, saat silaturahmi Ramadhan 1444 H Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021 H. Syahrul M. Pasaribu, di Masjid As-Syuhada, Pasar Sempurna, Senin (3/4/2023).
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Sumut itu berkunjung ke Pasar Sempurna didampingi Ketua beserta Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel, Andes Mar Siregar dan Mhd. Rawi Ritonga berikut rombongan.
Menurut Udin, berbicara Tapsel tak bisa terlepas dari sosok Syahrul Pasaribu. Sejak Anggota DPRD Sumatera Utara dan utamanya di masa menjadi Bupati Tapsel, Marancar berubah drastis menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya bahkan menjadi Kecamatan terbaik Tingkat Sumatera Utara pada tahun 2017.
Marancar semakin dikenal di luar Tapsel, karena pengakuan pemerintah pusat terhadap local wisdom (kearifan lokal) HATABOSI sebagai kearifan warga menjaga hutan dan lingkungan dengan memperoleh Kalpataru tahun 2020 yang perjuangannya dimulai Syahrul sejak tahun 2017 yang lalu bersama dengan stakeholders lainnya.
"Masih jelas di ingatan kami bagaimana wajah Marancar ini dulu. Jalan utama sempit tanpa hotmix, irigasi tak terurus, lampu penerangan jalan tidak ada, semuanya serba terbatas saat itu," kenangnya.
Kondisi itu berubah drastis semenjak Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dipimpin oleh Syahrul Pasaribu. Melalui kebijakannya yang pro rakyat, infrastruktur di Marancar pun mulai dibenahi.
Jalan utama diperlebar, jalan gang kelurahan juga tidak luput dari sentuhan pembangunan, bahkan jalan bukaan baru juga bermunculan. Lalu lintas warga praktis lancar tanpa kendala.
Tidak hanya membangun infrastruktur, lanjut Udin, di bidang sosial kemasyarakatan Syahrul juga selalu menanamkan pesan-pesan moral ke warga. Menjaga kekompakan dan persatuan serta merawat silaturrahmi.
"Pak Syahrul Pasaribu juga mengajarkan hal itu secara langsung lewat gaya kepemimpinannya, yang diminta ataupun tidak diminta kerapkali hadir di tengah masyarakat," sambung Udin.
Sehingga tidak mengherankan, katanya, Syahrul Pasaribu menjadi sedikit dari banyak kepala daerah yang walau sudah pensiun, tetapi masih tetap dihargai bahkan dirindukan oleh rakyat.
"Berbagai pembangunan dan kehidupan sosial kemasyarakatan yang ditanamkan pak Syahrul selama 10 tahun memimpin, itu menjadi catatan sejarah penting yang tidak akan sirna," ujarnya.
Di samping membangun Marancar, Syahrul juga mengangkat derajat warga Marancar yang berstatus PNS dan punya kompetensi, dengan menempatkannya di berbagai posisi strategis (eselon) di lingkungan Pemkab Tapsel.
"Terimakasih pak Syahrul atas semua jasa dan kebaikannya kepada kami warga Marancar. Akan selalu kami kenang dan ceritakan ke anak cucu kami, agar mereka tidak lupa sejarah," ucapnya.
Selanjutnya Udin juga menekankan agar langkah Syahrul Pasaribu membangun daerah tidak usai setelah pensiun sebagai Bupati. Ia mendorong Syahrul ikut berkompetisi di pemilu mendatang.
"Kita tahu pesta demokrasi tahun 2024 akan kita songsong, pak Syahrul harus maju ke DPR RI. Kami sangat siap mendukung secara total dan akan mengabarkannya ke para famili dan handai tolan yang ada di luar Marancar, karena kami bukan orang yang lupa kacang pada kulitnya dan tidak ingin melupakan sejarah," ungkapnya.
Dengan tegas Udin juga meminta, bahwa warga Marancar masih sangat butuh berbagai program pembangunan. Mereka menitipkan harapan itu kepada Syahrul Pasaribu agar diwujudnyatakan.
"Karena sepeninggal pak Syahrul, pembangunan di daerah cenderung berkurang. Kami tak tahu kenapa bisa begitu, padahal kalau tidak salah kondisi keuangan Tapsel yang ditinggalkan Syahrul relatif sangat baik, dibanding sebelumnya maupun dibanding dengan kabupaten/kota sekitar Tapsel," herannya.
Senada, Ketua BKM As-Syuhada Kelurahan Pasar Sempurna, Bustamin mengakui saat ini ada nuansa yang hilang antara masyarakat dengan pemerintahan khususnya di lingkup kegiatan keagamaan.
"Dulu, nyaris setiap ada kegiatan keagamaan selalu dihadiri unsur pemerintahan dan semua berjalan secara normal dan sejuk serta tidak ada memilah-milah. Namun entah kenapa sekarang ini, terasa ada yang kurang," ungkapnya.
Ia mencontohkan, silaturahmi Ramadhan Syahrul Pasaribu saat itu, panitia juga mengundang kehadiran Camat setempat yang berdomisili di sekitar masjid tempat acara, tapi tampak tidak hadir. "Sudah koordinasi dan sebelumnya beliau sudah menyanggupi hadir. Tapi entah kenapa tak jadi datang," sebutnya.
Meski tak terlalu mempermasalahkan kehadiran itu, kata Bustamin, tidak mengurangi kekhidmatan acara silaturrahmi Ramadhan itu, karena terobati debgan kehadiran Syahrul di tengah-tengah warga Pasar Sempurna Marancar.
"Kita hanya berharap, mudah-mudahan suasana harmoni seperti di masa kepemimpinan pak Syahrul hendaknya tetap dapat dipertahankan. Kita ingin semuanya tetap kompak tanpa melihat apa dan siapa maupun latar belakang apa," harapnya.
Bustamin juga berharap, kehadiran Syahrul yang tiada lain Putra Marancar asli itu dapat memotivasi warga dan lainnya agar jalinan silaturahmi seperti yang dulu dicontohkan dan ditanamkan kepada seluruh warga dapat terus dipertahankan.
Tidak lupa ia berterimakasih atas kehadiran dari Syahrul Pasaribu yang telah menyahuti keluhan warga terhadap pemenuhan kekurangan fasiltas masjid melalui penyaluran bagian zakat mal.
"Penyaluran zakat mal sebesar Rp28 juta yang bapak berikan ini akan kami gunakan sebagaimana mestinya termasuk untuk kekurangan fasilitas masjid," ucapnya, sembari juga berterimakasih karena prakarsa pak Syahrul ditahun 2013, hingga kini nadzir, imam masjid, bilal mayit, guru baca tulis Al-Quran dan guru pesantren mendapat santunan melalui Dana Desa (DD) atau Dana Kelurahan.
Di sisi lain, menjawab keluhan warga mengenai pembangunan di Marancar, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel, Andes Mar Siregar, juga berasal dari dapil Marancar menjelaskan, lebih kurang Rp5 miliar yang telah dianggarkan di Dinas PUPR untuk daerah itu di tahun 2022.
"Hanya saja, entah kenapa duit yang sudah kita (DPRD) ketok untuk pembangunan infrastruktur di Marancar urung dikerjakan. Sehingga uangnya menjadi idle (menganggur), hal serupa terjadi di kecamatan lainnya, menyebabkan di tahun 2022 lalu SiLPA mencapai Rp344 miliar," jelasnya.
Menurut alasan Pemkab Tapsel kenapa program pembangunan yang ada di Dinas PU itu tidak dilaksanakan adalah dikarenakan "faktor cuaca". Dan ini agak mengherankan dan tidak realistis.
"Karena selain di Dinas PU, di Dinas Pertanian dan Dinas Perkim juga ada proyek pembangunan dan sejauh yang kita ketahui itu dikerjakan semua. Apa mungkin cuaca di ketiga dinas itu berbeda dalam melaksanakan proyek, padahal programnya sama-sama di Tapsel," kelakarnya.
Sementara, mendengar keluhan warga mengenai situasi terkini Tapsel, Syahrul Pasaribu yang juga dinobatkan sebagai Bapak Pembangunan Tapsel tersebut tampak terenyuh dan sekaligus terpaku.
"Semoga kondisi seperti yang dirasakan tidak sepenuhnya seperti itu. Jika demikian, mari sama-sama kita doakan supaya mereka memahami tupoksinya secara benar agar cita-cita kemajuan pembangunan kembali terhadirkan," harapnya.
Syahrul Pasaribu lantas meminta maaf kepada warga jika dirasa semasa memimpin ada hal-hal tertentu yang niat awalnya sangat baik misalnya mengajak warga memilih sesuatu dalam even tertentu, tetapi di perjalanan waktu tidak sesuai harapan warga dan kita semua.
Termasuk, imbuh Ketua Dewan Pertimbangan MUI Tapsel itu, bilamana di masa kepemimpinan Syahrul Pasaribu belum bisa memenuhi keseluruhan harapan warga, ia mohon maaf.
"Meski begitu kita tak boleh putus harapan. Sesuai harapan warga yang minta berbagai program agar diperjuangkan lewat tingkat provinsi atau nasional, mari sama-sama kita wujudkan," pesan Pendiri dan Ketua Dewan Pakar BKMT Tapsel itu.
Hadir di acara itu Lurah Pasar Sempurna, para ulama, tokoh adat, para pemuda dan ibu-ibu serta jemaah Masjid As-Syuhahada berjumlah seratus orang lebih. Di akhir acara, Syahrul membagikan kain sholat kepada seluruh yang hadir. [mn.11]