MEDAN.Mitanews.co.id | Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Utara (HMI Sumut) menantang Gubernur Sumut, Kapolda Sumut hingga BNN menutup tempat hiburan malam Capital Building.
Pasalnya, HMI Sumut menilai Capital Building merupakan tempat maksiat terbesar di Sumatera Utara.
"Capital Building kami duga kuat menjadi tempat sarang judi, peredaran narkoba dan prostitusi". Kata Fungsionaris Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda HMI Sumut Ahmad Ridhuan Dalimunthe S.Sos,melalui pesan aplikasi WhatsApp, Senin (13/03).
Ahmad Ridhuan Dalimunte menuturkan bahwa Gubsu dan Kapolda Sumut selama ini terkesan melakukan pembiaran terhadap aktivitas dunia malam di Capital Building. Sehingga tidak mengherankan jika Sumut menjadi daerah dengan urutan pertama peredaran narkoba terbesardi Indonesia.
"Tidak mungkin sekelas Kapolda tidak tau terkait aktivitas di Capital Building, masuk lantai 3, lantai 6 dan lantai 7 gedung Capital langsung bisa kita lihat lampu kelap-kelip diiringi musik, masyarakat awam bisa menilai bahwa dunia seperti itu erat dengan prostitusi dan peredaran narkoba, kalau soal bukti valid, berani gak Polda Sumut lakukan razia ke Capital secara terbuka, kapan bang Kapolda terakhir lakukan razia". Tegas Ahmad Ridwan Dalimunte
Ridwan Dalimunthe menilai Kapolda Sumut akhir-akhir ini hanya hebat dalam memframing di media seolah-olah mereka tidak memberikan ruang judi dan narkoba di Sumatera Utara.
Faktanya Polda Sumut tidak pernah melakukan tindakan tegas dan serius terhadap Capital Building, padahal kata Ridwan berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari masyarakat Capital Building diduga menjadi tempat prostitusi jaringan internasional.
Lebih lanjut, Ridwan Dalimunthe juga heran terhadap Gubsu, atas pembiaran tersebut.
"Gubsu selama ini dikenal tegas dan terframing sebagai orang yang taat akan nilai-nilai Islam juga bungkam terhadap praktik maksiat di Capital Building. Sejatinya Pemprov Sumut dibawah kepemimpinan Gubernur secara politik bisa menghentikan praktik maksiat di Capital Building", Ucapnya.
"Jangan sampailah pemerintah serta masyarakat Provinsi lain menilai Sumut sebagai daerah yang identik dengan prostitusi dan peredaran narkoba, maka kami mendesak Gubernur Sumut untuk menutup tempat maksiat itu, apalagi ini kan diakhir jabatan beliau, sudah saatnya lah menjadikan kekuasaan yang dimilikinya untuk menegakkan moralitas agama" cetus Ridwan.
Lebih lanjut, Ridwan juga mempertanyakan peran dan fungsi BNN, selama ini BNN juga dinilai tidak pernah melakukan tindakan apapaun ke Capital Building.
"jangan sampai nanti elemen masyarakat menduga bahwa ada kekuatan super besar di belakang Capital, sehingga Kapolda Sumut, Gubernur Sumut dan BNN takut bertindak terhadap Capital Buliding, karena untuk melakukan razia dan pengecekan saja mereka hampir tidak pernag bang", tutur Ridwan.
Kata Ridwan, saat ini ia tengah berkomunikasi dan berkonsolidasi dengan beberapa pimpinan ormas islam Sumut yang juga esah akan praktik maksiat yang terjadi di Capital Building. Sedangkan di internal HMI Sumut sendiri ia akan segera membawa persoalan Capital Building ini ke Rapat Harian.
"Kita lihat lah berani tidak Gubernur Sumut dan Kapolda Sumut untuk bertindak terhadap Capital Building, kita juga dalam waktu dekat akan melakukan unjuk rasa terkait Capital Building tersebut. Kita berharap Polda, BNN dan Gubernur segera bertindak, jangan sampai keresahan masyarakat mencapai klimaks, jangan sampai masyarakat tidak lagi percaya pada pemangku kewenangan sehingga melakukan tindakan sendiri ke Capital Building" Pungkas Ridwan.(MN.02)
Baca Juga :
Sekdako Binjai Lantik Tiga Pejabat Administrator