oleh

Meretas Involusi Kajian Islam : Pendekatan Multidisipliner, Interdisipliner dan Transdisipliner


Meretas Involusi Kajian Islam : Pendekatan Multidisipliner, Interdisipliner dan Transdisipliner

Oleh : Nur Royhana HSB (Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan)

Mitanews.co.id ||
Kajian Islam selama ini cenderung mengalami involusi, yaitu stagnasi atau bahkan penyempitan ruang lingkup dan metode kajian. Involusi ini terjadi karena beberapa faktor, seperti ketergantungan pada pendekatan tunggal, fokus yang terlalu normatif-teologis, serta kurangnya integrasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Untuk meretas masalah ini, pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner menjadi solusi yang potensial dalam memperluas dan memperdalam pemahaman terhadap Islam.

Pendekatan Multidisipliner dalam Kajian Islam Pendekatan multidisipliner melibatkan berbagai disiplin ilmu yang bekerja secara sejajar tanpa saling memengaruhi secara langsung.

Sedangkan menurut M.AMIN ABDULLAH dalam bukunya yang berjudul Multidisipliner, Interdisipliner, dan Transdisipliner
(Multidisipliner adalah model penelitian yang menggunakan berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda).

Dalam konteks kajian Islam, ini berarti mengintegrasikan wawasan dari disiplin seperti:

Sejarah untuk memahami perkembangan Islam dalam konteks waktu dan ruang.

Sosiologi untuk menganalisis praktik keagamaan dalam masyarakat.

Antropologi untuk mengeksplorasi tradisi Islam di berbagai budaya.

Ekonomi untuk menelaah sistem ekonomi berbasis syariah.

Pendekatan ini memperluas wawasan tetapi tidak selalu menciptakan sintesis antara berbagai disiplin yang digunakan.

Pendekatan Interdisipliner dalam Kajian Islam Pendekatan interdisipliner lebih mendalam dibanding multidisipliner karena melibatkan interaksi aktif antara disiplin ilmu yang berbeda untuk menciptakan sintesis baru.

Interdisipliner berupaya menyatu padukan atau mengintegrasikan dua atau lebih disiplin ilmu-bisa metode, Teknik, data, teori, perspektif atau lainnya sehingga berpadu dalam memaksimalkan pengembangan ilmu pengetahuan (M.AMIN ABDULLAH,2020).
Dalam kajian Islam, pendekatan ini memungkinkan:

Integrasi antara teologi Islam dan filsafat modern, seperti mengkaji konsep ketuhanan memaksimalkan pengembangan ilmu pengetahuan (M.AMIN ABDULLAH,2020). Dalam kajian Islam, pendekatan ini memungkinkan:

Integrasi antara teologi Islam dan filsafat modern, seperti mengkaji konsep ketuhanan dengan teori etika kontemporer.

Perpaduan antara hukum Islam (fiqh) dan hukum positif, untuk merumuskan kebijakan publik yang inklusif.

Hubungan antara studi Al-Qur'an dan linguistik, guna memahami struktur dan pesan teks Al-Qur'an secara lebih komprehensif.
Pendekatan ini menghasilkan pemahaman yang lebih kaya karena setiap disiplin saling melengkapi dan memperbaiki kekurangan masing-masing.

Pendekatan Transdisipliner dalam Kajian Islam

Pendekatan Transdisipliner melangkah lebih jauh untuk melebur hal-hal yang disumbangkan berbagai disiplin ilmu menjadi satu tarikan nafas yang bermuara pada pengembangan ilmu yang lebih baru ( M. AMIN ABDULLAH).

Pendekatan transdisipliner melampaui batas- batas disiplin ilmu dan menciptakan paradigma baru yang bersifat holistik.
Dalam konteks kajian Islam, pendekatan ini:

Menggabungkan ilmu agama dan ilmu empiris untuk menjawab persoalan global, seperti isu lingkungan dengan konsep Islam tentang khilafah (pengelolaan bumi).

Menciptakan sinergi antara tradisi lokal dan global, sehingga Islam dapat menjadi solusi atas tantangan globalisasi.

Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses kajian, sehingga hasil penelitian lebih aplikatif dan kontekstual.

Pendekatan transdisipliner tidak hanya menganalisis, tetapi juga memberikan solusi transformasional yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Meretas Involusi dengan Pendekatan Komprehensif Untuk meretas involusi, perlu langkah-langkah strategis berikut:
Pengembangan Kurikulum:

Terdapat (multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner).

Kolaborasi Penelitian: Menggandeng akademisi dari berbagai latar belakang ilmu.

Pemanfaatan Teknologi: Mengintegrasikan kajian Islam dengan data digital dan analisis.

Peningkatan Dialog: Membuka ruang diskusi antar-disiplin dan antar-tradisi untuk memperkaya perspektif.***

Baca Juga :
Wabup Asahan Hadiri Festival Vokasi BBPVP Medan

News Feed