oleh

Sahabat Lama, Misi Baru: Kolaborasi Hebat untuk Sepakbola Sumatera Utara Berkah

-Daerah-368 views

Sahabat Lama, Misi Baru: Kolaborasi Hebat untuk Sepakbola Sumatera Utara Berkah

Oleh Zulfikar Tanjung

Mitanews.co.id ||
Pertemuan antara Ipunk — sapaan akrab M Mahfullah Pratama Daulay SSTP. MAP yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumatera Utara — dengan Sahari Gultom — legenda sepakbola nasional — bukanlah sekadar reuni dua remaja yang dahulu berbagi peluh dan semangat di asrama PPLP Sumut angkatan 1992.

Ini lebih dari sekadar nostalgia. Ini adalah momentum berharga yang sarat makna, yang bisa menjadi tonggak baru dalam membangkitkan kembali kejayaan olahraga Sumatera Utara, khususnya persepakbolaan pelajar.

Mereka adalah dari PPLP ke SPOBNAS persahabatan yang Tak Lekang oleh Waktu.

Dulu, Ipunk dikenal sebagai pelari jarak jauh berbakat, dan Sahari Gultom sebagai penjaga gawang tangguh. Kini, setelah meniti jalan masing-masing dan mencapai puncak prestasi dalam perannya, keduanya kembali bertemu dalam semangat yang sama: membina, membangun, dan mengabdi pada dunia olahraga.

Kolaborasi ini bukan hanya simbol kekuatan masa lalu yang dihidupkan kembali, tetapi juga contoh nyata bahwa jiwa pengabdian tidak pernah kadaluwarsa. Di tengah riuh rendah dunia olahraga yang kadang lebih sibuk mengurus konflik daripada prestasi, kehadiran dua figur yang kembali ke akar pembinaan menunjukkan bahwa jalan sunyi pengabdian masih ada — dan layak diteladani.

*Sahari Gultom: Dari Timnas Kembali ke Kampung Halaman*

Dalam catatan sepakbola nasional, nama Sahari Gultom tidak asing. Ia pernah menjadi bagian dari tim pelatih nasional sejak 2018, bahkan turut andil dalam mengantar tim U-22 meraih emas di SEA Games 2023 bersama Indra Sjafri — mengakhiri puasa gelar selama 32 tahun.

Namun kini, ia memilih untuk kembali ke pangkuan Sumut, bukan untuk mengejar ketenaran, melainkan untuk menanam kembali bibit prestasi di tanah kelahirannya.

Keputusannya menjadi pelatih SPOBNAS Dispora Sumut, meski dengan honor jauh lebih kecil dibanding melatih di timnas, membuktikan satu hal penting: semangat pengabdian yang tulus tidak diukur dengan angka, tetapi dengan dedikasi dan cinta terhadap daerah dan generasi berikutnya.

*Ipunk: Memanggil Pulang yang Terbaik untuk Sumut*

Sebagai Kadispora Sumut, Ipunk tidak hanya menjalankan tugas administratif. Ia menghidupkan kembali nilai-nilai kekeluargaan dan loyalitas dalam dunia olahraga. Memanggil kembali sahabatnya untuk memperkuat barisan pelatih di SPOBNAS adalah langkah cerdas dan strategis.

Di tengah keterbatasan fasilitas dan anggaran pembinaan olahraga pelajar, Ipunk justru membuka ruang kolaborasi berbasis hubungan emosional dan sejarah perjuangan bersama. Ini bukan soal nostalgia semata, tapi cara membangun sistem pembinaan dengan fondasi kepercayaan dan semangat membangun dari hati.

Kehadiran Sahari Gultom di SPOBNAS Dispora Sumut membuka banyak harapan. Ia membawa pengalaman kelas nasional, kedisiplinan tinggi, dan wawasan teknik yang mumpuni. Bagi para atlet muda, terutama para penjaga gawang yang selama ini kekurangan pelatihan berkualitas, ini adalah kesempatan langka yang bisa mengubah arah karier mereka.

Lebih jauh, kolaborasi Ipunk dan Sahari bisa menjadi role model bagi banyak daerah. Bahwa pembangunan olahraga tidak harus selalu menunggu anggaran besar atau program pusat, tapi bisa dimulai dari semangat dan inisiatif lokal. Saat yang terbaik mau pulang, dan mereka yang di dalam memberi ruang serta dukungan, maka masa depan akan menyambut dengan harapan.

*Sumut Berkah dari Kolaborasi Hebat*

Sumatera Utara butuh lebih banyak kisah seperti ini. Kisah di mana orang-orang hebat yang pernah ditempa di sini, kembali untuk menyuburkan tanah tempat mereka bertumbuh. Olahraga pelajar adalah akar dari prestasi masa depan. Jika akar ini kembali dirawat oleh tangan-tangan yang sudah teruji, maka bukan tidak mungkin Sumut kembali menjadi kekuatan olahraga nasional.

Kolaborasi ini bukan hanya tentang dua orang sahabat. Ini tentang teladan. Tentang semangat lama yang dinyalakan kembali untuk membawa berkah baru. Dan jika semangat ini menular ke seluruh bidang olahraga lain, maka kita boleh berharap: Sumut bukan hanya berkah, tetapi akan kembali jaya.

Tulisan ini adalah bentuk apresiasi terhadap langkah nyata yang dilakukan Kadispora Sumut dan legenda sepakbola nasional dalam pembinaan atlet pelajar di daerah. Semoga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menghidupkan kembali semangat pengabdian dan kolaborasi dalam pembangunan olahraga Indonesia.(PENULIS Bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers)***

Baca Juga :
Bupati Serahkan 148 SK CPNS, Minta Pahami Visi dan Misi Pemkab Asahan

News Feed