Tapsel.MitaNews.co.id | Tokoh masyarakat Sumatera Utara (Sumut) H. Syahrul M. Pasaribu, SH datang berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darushshoufiah Naqsyabandiah, Jambur Batu, Sipirok, pada Ahad (19/2/2023).
Kehadiran Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Tapsel ini disambut Pimpinan Yayasan Darushshoufiah Naqsyabandiah, Al Ustadz H.Abdullah Efendi Siregar, para ustadz dan ustadzah di pondok pesantren tersebut.
"Selamat datang di Ponpes Darushshoufiah Naqsyabandiah. Terimakasih telah memenuhi undangan kami pak. Semoga kehadiran bapak membawa berkah bagi kami dan pesantren ini. Telah berulang kali kami ajak bersilaturahmi tapi baru kali ini bapak bisa hadir," kata Al Ustadz.
Telah menjadi catatan sejarah, bahwa peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren ini pada tahun 2012 lalu dilakukan langsung oleh H. Syahrul M. Pasaribu sebagai Bupati Tapsel dan H. Rahmat Nasution sebagai Ketua DPRD.
"Hal itu menjadi suatu kebanggaan bagi kami. Karena, ada kedekatan emosional di antara Almarhum Syeikh Mahmud Fauzi Siregar, ayahanda kami, dengan kedua tokoh ini," ujar Al Ustadz H. Abdullah Efendi Siregar.
Hal itu pulalah, tegasnya, yang mendasari pihak pondok pesantren yang dipimpinnya mengundang kehadiran Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021 ini, untuk bersilaturahmi, walau sekedar berkunjung.
"Agama kita mengajarkan agar tetap menyambung tali silaturahmi dengan sesama, terlebih dengan sahabat orangtua kita. Kehadiran pak Syahrul telah memberi motivasi bagi kami untuk lebih giat lagi mengelola ponpes ini demi generasi yang lebih baik dan berakhlakul karimah ke depan," tutur Al Ustadz.
Dalam pertemuan itu, H. Syahrul M. Pasaribu meminta para Ustadz serta tenaga pengajar di Ponpes Darushshoufiah Naqshabandiyah untuk terus menggembleng para santriwan/santriwati supaya menjadi generasi muda yang Islami.
"Generasi yang mampu bertahan dan menjadi benteng moralitas dan jati diri islam di tengah kemajuan zaman dan tekhnologi," kata Syahrul yang dikenal dekat dengan berbagai elemen masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan itu.
Ia pun menyinggung apakah pemberian tali asih dari pemkab yang diprakarsainya 9 tahun lalu masih diterima para guru. Dari hasil penjelasan pimpinan ponpes diketahui masih. Terkecuali 2 orang karena baru mengajar di ponpes tersebut.
Seperti diketahui sejak tahun 2013, Pemkab Tapsel dipimpin Syahrul Pasaribu kala itu telah meluncurkan program pemberian tali asih kepada guru-guru agama. Seperti guru BTQ (Baca Tulis Al Quran), guru MDT, guru pesantren, guru Sekolah Minggu (untuk umat kristiani).
Termasuk tutor PAUD, nazir dan Imam Masjid, bilal mayit serta P3 N. Di mana di akhir periode tahun 2021 sudah sebanyak 4.297 orang yang diberikan tali asih. Demikian juga tokoh adat yang berjumlah 1.312 orang. Setelah ditangani pemkab, anggarannya kemudian dialihkan lewat Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahunnya.
"Kita ke sini memenuhi undangan ustadz, karena terakhir ke pesantren ini sekitar dua tahun lalu yaitu menjelang purnabhakti. Ada rasa rindu satu sama lain. Walau sudah tak memimpin Tapsel lagi, komunikasi dan silaturahmi harus terus kita jalin, karena itu juga ajaran agama," ungkap Syahrul yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Sumut itu.
Saat memimpin Tapsel dua periode, Syahrul bersama beberapa pejabat, kerap kali berkeliling hingga ke pelosok. Sehingga banyak mengetahui kondisi riil (nyata) di tengah masyarakat. "Itulah menjadi modal besar bagi kita dalam menyusun program pembangunan yang lebih pro rakyat dan menyentuh," imbuh Syahrul Pasaribu.
Termasuk pembangunan jalan menuju pesantren ini yang tembus ke Batangtura Sirumambe Kecamatan Angkola Timur. Secara bertahap terus menjadi perhatian sejak peletakan batu pertama. Hasilnya sudah membaik dan mudah dijangkau, tinggal sedikit lagi yang belum di hotmix.
"Masih teringat dulu saat proses peletakan batu pertama ponpes ini, Camat Sipirok yang kala itu dijabat saudara Parlin Harahap, sampai harus camping (nginap) disini karena masih sulitnya jalan," kenang pendiri dan Ketua Dewan Pakar BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) Tapsel itu.
Pesantren, menurut Syahrul Pasaribu merupakan laboratorium kader umat dan kader bangsa, yang diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam membentengi umat dari berbagai penyakit masyarakat.
"Saya berharap para ustadz dan ustadzah lebih giat dan bersabar mentransfer ilmu keagamaan kepada generasi muda kita dan menjadikannya sebagai ladang amal ibadah," harapnya. [mn.11]
Baca Juga :
Forkada Se-Kepulauan Nias Laksanakan Ramah Tamah Dengan Kajatisu