oleh

Dugaan Pengrusakan Papan Bunga MAMA di Sipange Ternyata Fitnah, Faktanya Dibuka oleh Pendukungnya Sendiri

-Politik-388 views


Dugaan Pengrusakan Papan Bunga MAMA di Sipange Ternyata Fitnah, Faktanya Dibuka oleh Pendukungnya Sendiri

TAPTENG.Mitanews.co.id ||


Sempat viral di media, terkait berita dugaan pengrusakan Spanduk atau Papan Bunga ucapan turut berdukacita dari Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah Masinton-Mahmud (MAMA) di Sipange. Dari hasil penelusuran Wartawan, diketahui bahwa berita tersebut ternyata adalah fitnah keji yang dialamatkan kepada Kepling Sibaganding, Jon Siregar.

Sementara itu, Jon Siregar saat ditemui di rumahnya pada Selasa 22 Oktober 2024 mengaku tidak terima dengan tuduhan tersebut. Jon Siregar menceritakan bahwa kejadian tersebut bermula saat dirinya menghadiri acara pemberangkatan jenazah seorang warganya yang meninggal dunia pada Jumat 18 Oktober 2024 kemarin.

Ketepatan saat itu, dia berada persis di dekat Papan Bunga yang dituding dirusak itu yang berada di depan rumah warga bernama Henneria boru Siahaan (45 thn).

Seperti diketahui, bahwa didaerah tersebut setiap kali ada kemalangan maupun hajatan, selalu ada Papan Bunga. Kebiasaan warga sekitar, di detik-detik kegiatan selesai, warga selalu rebutan mengambil lembaran Papan Bunga tersebut, yang mana Papan Bunga tersebut rencananya akan digunakan mereka untuk membuat atap pondok sawah dan juga penutup kamar mandi.

Kemudian, Henne yang juga butuh lembaran Papan Bunga tersebut telah merencanakan kalau Papan Bunga MAMA yang berada di depan rumahnya tersebut harus menjadi miliknya. Saat jenazah hendak diantar ke pemakaman, Henne kemudian mencoba mencabut Papan Bunga tersebut.

Saat itu Henne tidak mengerti bagaimana cara mencabut Papan Bunga tersebut agar kondisinya tetap utuh dan tidak robek. Selanjutnya, Henne pun meminta bantuan kepada Jon Siregar yang berada persis di dekat Papan Bunga tersebut. Karena sudah menjadi kebiasaan warga sekitar, Jonpun mengajari Henne cara membuka Papan Bunga yang baik.

"Kebetulan aku berada didekat Papan Bunga itu, ditanya nya(Henne_red) bagaimana cara membuka papan bunga tersebut biar bagus dan tidak rusak. Kukasih taulah, begininya caranya kubilang sama dia," terang Jon Siregar.

Jon mengungkapkan bahwa akibat berita fitnah tersebut, dirinya telah dipanggil oleh pihak Inspektorat Tapteng dan juga Panwaslu, kemudian diperiksa atas dugaan pelanggaran Netralitas ASN dan perangkat pemerintahan.

"Ya saya jelaskan yang sebenarnya, saya hanya mengajari cara membuka. Yang mengambil bukan saya. Karena memang sudah kebiasaan warga disini, selalu rebutan kalau ada Papan Bunga atau spanduk," ungkapnya.

Selanjutnya, Henne yang juga hadir di rumah Kepling Sibaganding tersebut membenarkan apa yang dikatakan oleh Jon Siregar.

Henne juga membantah kalau pengambilan lembaran Papan Bunga tersebut ada kaitannya dengan Pilkada.

"Bisa dibilang fitnahlah itu. Karena memang gak benar Kepling merusak Papan Bunga itu, saya yang mengambilnya, untuk ke pondok kami. Biasanya disini begitu. Dan gak ada kaitannya dengan dukung mendukung calon Bupati," tegas Henne.

Bahkan katanya, dia juga merupakan pendukung Paslon MAMA, yang tidak akan mungkin merusak Papan Bunga maupun alat peraga kampanye milik Paslon pilihannya tersebut.

"Saya suka memang sama dia (MAMA_red). Balihonya pun banyak di depan rumah kami. Mana mungkin saya rusak. Kebetulan, Walles Tambunan (Pendukung Paslon MAMA) itu Hula-hula saya kandung, masih keluarga dekat," tegasnya.

Henne juga mengaku heran dengan isu Pengrusakan yang dibangun dan dialamatkan kepada Kepling Sibaganding. Bahkan, dirinya telah didatangi oleh Panwaslu dan dimintai keterangan terkait berita fitnah tersebut.

"Panwaslu sudah datang, sudah saya jawab, saya sudah ceritakan yang sebenarnya. Jadi, gak betul itu yang mereka katanya itu," ketusnya.

Bahkan terungkap dari pernyataan Henne bahwa setelah Papan Bunga tersebut dia buka, ada seseorang bermarga Tambunan yang mendatanginya dan meminjam lembaran Papan Bunga tersebut. Diduga lembaran Papan Bunga tersebut dipinjam untuk difoto sebagai bahan dokumentasi penyebaran fitnah.

"Kan sudah saya lipat, datang dia dimintanya, kukasih aja. Karena memang gak ada pikiranku yang lain-lain. Setelah itu, sekitar 10 menit kemudian, dikembalikannya lagi baliho itu kesaya," jelasnya.(MN.16)***

Baca Juga :
Panwaslih Ingatkan Tim Pendukung Calon Bupati Abdya jangan Umbar Kebencian di Medsos

News Feed